Pesanan Gerabah Menunggu Desain
Berita Kampung -
Berita Terkini
|
Saturday, 14 July 2012 08:30 |
Selama
ini gerabah yang dipesan oleh pembeli baik local maupun luar negeri
banyak tergantung dari desain yang di pesan sendiri oleh pembeli tidak
hanya itu hasil nilai tambah dari gerabah itupun banyak di nikmati oleh
pihak lain atau eksportir. Sejumlah masalahpun muncul baik itu dari
sistem pesanan artinya gerabah yang di pesan tergantung desain dan
menunggu desain dari pembeli, selain itu Hak cipta yang banyak di ambil
alih oleh pihak ketiga . Untuk mengatasi sejumlah permasalahan yang di
hadapi dan meningkatkan kualitas hasil produk bagi UKM khususnya para
pengerajin gerabah di NTB kementerian koperasi dan UKM RI mengadakan
Pelatihan Keterampilan Perajin Gerabah Wilayah Regional Management “Jonjok Batur” disalah satu hotel di senggigi (13/7).
Asisten
deputi urusan pengembangan perkaderan UKM kemenkop dan UKM RI Asep
Kamaruddin usai membuka Pelatihan mengatakan yang utama dari pelatihan
ini adalah bagaimana perajin gerabah yang di sebut pengusaha gerabah
bisa meningkatkan kesejahteraannya melalui kerjanya sendiri tentunya
dengan bantuan orang lain tapi intinya merekalah yang harus berusaha.
Karna dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan otomatis mereka
perlu tambahan tenaga untuk membantu usahanya yang berimbas pada
menurunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Asef menambahkan pelatihan ini merupakan pelatihan komunikasi
2 arah lebih banyak diskusi yang diharapkan dapat membantu memecahkan
masalah yang di hadapi oleh para pengerajin gerabah dalam melaksanakan
usaha mereka.
Lebih
jauh Asef memaparkan pelatihan ini salah satu kesepakatan atau
rekomendasi dari workshop Regional Management Jonjok Batur yang sudah di
laksanakan tahun lalu dan pelatihan ini atas dasar permintaan dari
pengusaha gerabah sendiri agar di laksanakan pelatihan untuk peningkatan
kapasitas dari perajin gerabah. Dan pelatihan ini tidak hanya
meningkatkan kualitas barang yang dihasilkan akan tetapi juga bagaimana
mendesain yang beragam yang memenuhi selera pasar kemudian nilai
tambahnya dapat di nikmati sendiri bukan di nikmati oleh para eksportir.
“Bukan
eksportir tidak boleh tapi boleh akan tetapi rasanya tidak adil, para
pengerajin dengan susah payah tapi nilai tambah yang lebih besar di
nikmati oleh pihak lain.silahkan aja tapi harus dengan perdagangan yang
fair”. Kata Asef
Regional
management “Jonjok Batur” kata kepala dinas UMKM NTB Ir.H.Moh.Rusdi,MM
beranggotakan dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok
Timur, yang pada tahun ke 3 ini di ketuai dari Kabupaten Lombok Barat.
Dimana kegiatan Jonjok Batur ini adalah untuk memberikan kerjasama
terkait mengangkat potensi yang ada secara bersama-sama di wilayah
masing-masing salah satunya adalah gerabah.
“selama
ini gerabah terfokus pada Banyumulek sehingga diharapkan Lombok Timur
dan Lombok Tengah di libatkan dalam pengembangan gerabah, tidak hanya
gerabah namun juga beberapa potensi yang memiliki kesamaan di 3 wilayah
tersebut”. Kata H.Moh.Rusdi
Dijelaskan H.Moh.Rusdi sejumlah permasalahan yang akan di bahas antara lain seperti pemasaran tetapi yang lebih banyak di soroti dalam
pelatihan ini adalah bagaimana mendesain yang layak pasar.Permasalahan
yang ada akan menjadi rekomendasi, seperti pelatihan ini yang merupakan
rekomendasi tahun lalu.
Menyinggung
adanya kerjasama pemerintah daerah NTB dengan PHRI (Persatuan Hotel dan
Restaurant Indonesia) H.Moh.Rusdi mengatakan produk-produk kecil yang
di hasilkan oleh UKM di NTB akan di pasarkan di hotel-hotel dan
restaurant sebagai cendramata termasuk makanan local yang di sajikan di
hotel dan restaurant. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
menggeliatkan sector ekonomi di NTB khususnya UKM (Abdi)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar